- Apa isi matan Kitab at-Tauhid?
Jawab: Secara umum Kitab at-Tauhid membahas Tauhid Ilahiyyah dan mengenai yang berkaitan dengannya seperti syirik besar, syirik kecil, yang mendekati syirik kecil dan yang menghantarkan kepada syirik kecil
- Apakah Kitab at-Tauhid memiliki muqoddimah atau langsung masuk bab 1?
Jawab: Ulama berbeda pendapat mengenai hal ini.
- Syaikh DR Sultan Al-Umairi hafizahulloh menganggap sebagai bab, jadi total bab di Kitab at-Tauhid ada 67 bab.
- Syaikh yang lain menganggap sebagai muqoddimah dan 66 bab.
- Apakah orang kafir Quraisy menyembah Allah? Mengapa Alloh menafikan bahwa mereka menyembah Allah?
Jawab: Ya, karena mereka tidak beribadah secara tauhid jadi urgensi dalam ibadah adalah tauhid.
- Apa definisi Tauhid?
Jawab:
a. Menurut Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab,
“Tauhid adalah mengesakan Allah dalam ibadah.”
(Al-Ushul ats-Tsalatsah wa Adillatuha)
b. Menurut Imam As-Safarini,
“Tauhid adalah mengesakan yang disembah dengan peribadahan disertai meyakini keesaan-Nya secara Dzat, Sifat, dan Perbuatan.”
(Lawami’ al-Anwar al-Bahiyyah)
c. Menurut Imam Al-Baijuri,
“Tauhid adalah mengesakan yang disembah dengan peribadahan disertai meyakini keesaan-Nya dan meyakini keesaan-Nya tersebut secara Dzat, Sifat, dan Perbuatan.”
(Hasyiyah Imam Al-Baijuri ala Jauharoh at-Tauhid)
- Bagaimana pembagian tauhid?
Jawab:
Menurut Imam As-Safarini tauhid ada tiga dimensi:
a. Tauhid Rububiyyah: tidak ada yang mencipta, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan kecuali Allah.
b. Tauhid Ilahiyyah: mengesakan-Nya dalam ibadah, ketundukan, kecintaan, dan kebutuhan.
c. Tauhid Shifat: menyifati Allah sesuai yang disifati-Nya dan Rasul-Nya.
(Lawami’ al-Anwar al-Bahiyyah)
Menurut Al-Hafidz Ibnu Baththah dapat diklasifikasikan menjadi tiga:
a. Pertama, menetapkan eksistensi Allah Ta’ala Yang Maha Mencipta sebagai pembeda dengan ahli ta’til yang tidak meyakini adanya Allah Ta’ala.
b. Kedua, menetapkan keesaan Alloh agar berbeda dengan kaum musyrikin yang mana sebagian mereka sudah mengakui ada yang mencipta namun mereka menyekutukan Allah dalam beribadah
c. Ketiga, menetapkan bahwa Allah punya sifat yang harus disifati pada-Nya seperti Ilmu, Kuasa, Hikmah, dan sebagainya sesuai yang Allah tetapkan karena kita sudah sangat tahu bahwa ada banyak orang yang mengaku mengesakan Allah dengan lafaz yang umum sembari menafikan sifat-sifat-Nya padahal menafikan sifat-sifat-Nya merusak pengesaan.
(Al-Ibanah al-Kubra) - Apakah kafir quraisy meyakini Rubbiyyah?
Jawab: Ya, namun tidak sempurna rububiyyahnya (parsial). - Apa tujuan pembagian tauhid menjadi tiga?
Jawab: Pembagian ini berfungsi sebagai istilahi saja dan mempermudah pengajaran berkenaan dengan tauhid menurut Syaikh Abdul Fatah Abu Gundah dalam kitabnya. - Apa mungkin tauhid rububiyyah seseorang sempurna namun tauhid ilahiyyahnya rusak?
Jawab Tidak mungkin, bahkan menurut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri, “Bahwa tauhid rububiyyah adalah pokok dan tidak mungkin salah dalam tauhid ilahiyyah kecuali orang yang tidak bagus tauhid rububiyyahnya.” (Ad Durar as-Saniyyah). Menurut beliau juga bahwa dimensi rububiyyah dan ilahiyyah kadang berpadu dan kadang berpisah seperti pada surah An-Nas. Contoh yang berpadu adalah pertanyaan kita di alam kubur “Man Robbuk?” maknanya man ilahuka juga. - Apa dimensi rububiyyah yang tidak diakui musyrikin quraisy?
Jawab: Maha Menghidupkan (membangkitkan) - Apakah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab hanya mengajarkan kitab-kitab ulama salafiyyah?
Jawab: Tidak, beliau juga mengajarkan dan belajar buku-buku Asy’ariyyah. Diceritakan oleh anak beliau, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab bahwa kitab az-Zawajir, al-Fathul Al-Mubin, dan al-I’lam itu diajarkan di Najd serta beliau memuji Ibnu Hajar al-Haitami juga ada rincian mengenai syirik besar dan kecil. Kita pun bisa saja berteori bahwa tulisan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahulloh terinspirasi dari tulisan-tulisan Ibnu Hajar al-Haitami rahimahulloh. - Apa itu ibadah?
Jawab: Menurut al-Qodhi Abu Ya’la, “Ibadah adalah perbuatan yang dilakukan kepada Allah dengan disertai kerendahan dan ketundukan yang sangat melebihi kerendahan terhadap sebagian hamba.” (Mukhtashor al-Mu’tamad)
Menurut al-Qodhi al-Baidhowi, “Ibadah adalah puncak ketundukan dan kerendahan.”
(Anwaru at-Tanzil)
Bab 2 - Apakah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab percaya wali?
Jawab: Ya, percaya dan beliau pertegas para wali itu tidak musyrik.
Bab 3 - Apakah para Nabi tetap takut kepada syirik?
Jawab: Ya, bahkan Nabi Ibrohim alaihissalam sampai berdoa dari menyembah berhala. - Apa bedanya syirik besar dan syirik kecil?
Jawab: Syirik besar mengeluarkan seseorang dari keislaman. Setiap penyebutan syirik di Al-Qur’an dan As-Sunnah pada dasarnya adalah syirik besar. Ulama berbeda pendapat mengenai syirik kecil masuk ke dalam orang yang tidak diampuni dosanya sehingga tidak masuk ke dalam tahta al-Masyiah berarti tidak masuk kategori dosa besar. Ibnu Taimiyah adalah beberapa tulisan yang seperti tidak sinkron namun Ibnu Muflih mengatakan bahwa pendapat fixnya Syaikhul Islam itu tidak diampuni, sedangkan pendapat mainstreamnya hanabilah bahwa syirik kecil itu masuknya dosa besar.
Bab 4 - Apa dakwah pertama yang harus dilaksanakan?
Jawab: Tauhid - Apa kewajiban pertama bagi seorang hamba?
Jawab:
Menurut Muhammad bin Abndul Wahhab, “Kewajiban pertama adalah tauhid.”
(Kitab at-Tauhid)
Menurut mu’tamad hanabilah,
“Kewajiban pertama seorang hamba adalah makrifatulloh.”
Menurut Al-Baidhowi,
“Kewajiban pertama yang Allah wajibkan atas makhluk-Nya adalah mengenal-Nya. Jika manusia sudah mengenal-Nya maka pasti akan mengibadahi-Nya. Allah berfirman, “Maka ketahuilah bahwa tidak ada yang berhal disembah melainkan Allah (QS. 47:19)
(Al-Hujjah)
Ditunggu kelanjutannya.
Sudah ada, Kak.